Jumat, 13 Mei 2011

Kasus Pelanggaran Etika Moral di Lingkungan Sekolah.

Pembahasan

Kasus : Siswa SLTP Merokok di Lingkungan Sekolah.

Salah satu kasus pelanggaran etika moral yang sering atau pernah kita temukan di lingkungan sekolah adalah siswa merokok. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan hal tersebut, yaitu :
  1. Latar belakang
  2. Pengaruh terhadap lingkungan
  3. Solusi / Penyelesaian
  4. Hasil / Evaluasi

Pembahasan :
1.         Latar Belakang
a)     Rasa Ingin Tahu / Coba-Coba
Salah satu hal yang melatar belakangi mengapa seorang siswa SLTP merokok adalah rasa ingin tahu untuk mencoba. Dalam usia-usia SLTP seorang anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Sehingga mereka memiliki fikiran untuk mencoba sesuatu yang belum pernah mereka coba.

b)     Pengaruh Teman / Lingkungan (Salah Pergaulan).
Teman dan lingkungan memiliki pengaruh yang besar dalam tingkah laku seorang anak. Seorang siswa SLTP masuk dalam usia-usia dimana mereka mencari jati diri mereka. Sehingga mereka dapat dengan mudah terpengaruh pada lingkungan jika mereka salah bergaul. Seperi halnya dengan tem,an, ejekan dan olokan dari teman-teman sebayanya (yang telah merokok) dapat mempengaruhi diri mereka sendiri. Apalagi jika ada teman yang mengatakan bahwa seorang laki-laki yang tidak merokok dikatakan tidak keren/maco.
c)     Termotivasi Dari Diri Sendiri untuk Merokok
Ejekan dari teman-temannya dapat berakibat timbulnya rasa termotivasi dalam dirinya untuk mencoba mencicipi bagaimana rasa rokok yang dapat berakibat mereka merokok berulang-ulang.

2.         Pengaruh Terhadap Lingkungan
a)     Terganggunya kesehatan baik untuk diri sendiri & orang lain
Seperti yang telah kita ketahui tentang bahaya rokok bagi kesehatan. Hal ini merupakan salah satu akibat dari seorang siswa yang merokok, yang dapat mengganggu kesehatannya sendiri bahkan orang lain. Karena rokok/asap rokok lebih berbahaya bagi peroko pasif (tidak merokok) dari pada perokok aktif.

b)     Mengganggu Prestasi Belajar
Jika kesehatan seorang siswa tergangu karena rokok, maka akan berpengaruh pada proses belajar mereka. Karena mereka akan selalu berfikir untuk mencari waktu untuk merokok. Sehingga mereka semakin lama akan merasa jenuh di kelas yang akan berdampak mereka membolos pada saat jam pelajaran. Hal ini pun dapat mempengaruhi semangat mereka dalam belajar yang dapat berakibat menurunnya prestasi belajar mereka.

c)     Melanggar Peraturan Sekolah
Dalam hal ini sudah jelas bahwa seorang siswa yang merokok telah melanggar peraturan sekolah yang tidak memperbolehkan siswanya merokok. Namun karena mereka telah terbiasa, maka mereka akan selalu melakukan pelanggaran tersebut.

d)     Mencuri & Berbohong
Seorang siswa yang merokok akan selalu membutuhkan rokok karena mereka sudah merasa kecanduan. Hal ini dapat mengakibatkan pelanggaran moral yang lain yaitu mencuri & berbohong. Mereka akan berfikir untuk mendapatkan uang dengan segala cara untuk membeli rokok bahkan dengan cara mencuri sekalipun, karena orang tua tidak akan memberi uang kepada anaknya untuk membeli rokok. Kebohongan-kebohongan pun akan mulai mereka lakukan untuk mendapatkan rokok. Salah contohnya adalah mereka akan meminta unag saku lebih dengan alasan adanya keperluan sekolah yang perlu dibeli, padahal sebenarnya uang tersebut digunakan untuk membeli rokok.

3.         Solusi / Penyelesaian
a)     Penyuluhan di Sekolah Tentang Bahaya Rokok
Perlunya diadakan penyuluhan tentang bahaya rokok di sekolah-sekolah. Sehingga para siswa mengetahui dampak serta bahaya jika merea merokok, yang dapat berpengaruh buruk bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar.

b)     Meningkatkan Motivasi Dalam Diri Siswa Agar Tidak Merokok
Dalam hal ini peran pengajar (guru) dan orang tua sangat berpengaruh dalam meningkatkan motivasi siswa agar tidak merokok. Karena jika tidak ada motivasi (niat) dalam diri siswa tersebut, maka mereka akan sulit menghilangkan kebiasaan merokok mereka.

c)     Pemanggilan Orang Tua
Perlu adanya komunikasi antara guru dan orang tua mengenai tingkah dan perilaku anak mereka di sekolah.hali ini di lakukan agar orang tua mengetahui pelanggaran yang dilakukan oleh anak mereka, sehingga orang tua dapat memberikan pengarahan yang baik untuk anak mereka.

d)     Memberi Perhatian Lebih Kepada Anak
Dalam hal ini di perlukan perhatian yang lebih dari guru dan orang tua, yaitu dengan melakukan pendekatan secara perlahan kepada siswa. Agar mereka tidak kembali melakukan pelanggaran tersebut.




4.         Hasil / Evaluasi
Hasil dari upaya-upaya tersebut tidak dapat dilihat dalam jangka pendek, karena seorang siswa membutuhkan waktu dalam proses perubahan tingkah laku mereka. Sehingga hasil dari upaya tersebut dapat dilihat dalam jangka panjang (beberapa minggu/bulan) setelah semua upaya dilakukan dengan maximal. Namun dalam proses tersebut tetap dibutuhkan perhatian dari orang tua dan guru untuk memantau perkembangan anak-anak mereka.

Sumber : hasil diskusi bersama (Fak. FKIP Matematika/Smstr 6)

2 komentar: